Minggu, 17 Oktober 2021

Kisahku Menjadi Ibu ASI untuk 4 Anak

 

Serpong, 18 Oktober 2021

Assalammualaikum, 

Waktu aku menulis ini, anakku sedang berusia 16 bulan dan aku masih MengASIhi. Namun tidak untuk 3 anakku yang lain. Pengalaman ini kuceritakan agar menambah pengalaman para Ibu yang sedang mengASIhi di luar sana. 


Bermula dari ASIku yang tidak langsung keluar di hari pertama kelahiran anakku. Panik sekaligus sedih kurasakan. Belum selesai lelah setelah proses persalinan pervaginan yang kualami. Ucapak ibu mertuaku yang makin membuatku semakin strees. Beruntungnya aku, suamiku support dan mendukung sebisanya. 

Berbagai macam cara kulakukan agar ASIku segera keluar. Salah satunya dengan pumping selama dua jam sekali. Meski tidak keluar tetap kuusahakan pumping. Alhamdulillah, ASIku keluar di hari ketiga dan itupun masih dalam bentuk Colostrum kental bening kuning. 

Kebiasaan pumping dua jam sekali masih kulanjutkan sampai akhirnya kudapati stock ASIPku sangat melimpah ruah dan melebihi kapasitas freezer di rumahku. Mau tidak mau, terpaksa 21 kantong ASI kumusnahkan kala itu. Jangan ditanya rasanya, aku menangis karena ingat perjuanganku. 

Karena aku tak mau ASIPku terbuang kuberanikan diri untuk memposting info donor ASIP di berbagai akun sosial mediaku dan akun media sosial akun sewa freezer ASIP. Selain itu juga melalui grup Whatsapp ibu-ibu. Oh ya, aku juga mendaftarkan diri menjadi Ibu Pendonor ASIP melalui aplikasi Lactashare. 

Dalam postinganku, informasi yang kutuliskan adalah :
1. Agamaku Islam 
2. Lokasi ku tinggal dan soal penjemputan ASIP dilakukan oleh pihak yang membutuhkan.
3. Anakku laki-laki
4. Aku minta apabila yang berminat memberikan data diri yang jelas dan lengkap misal KTP dan Kartu Keluarga.

Sedangkan saat berkomunikasi via japri kepada Ibu Penerima ASIPku, yang kuungkapkan adalah : 
1. Vitamin dan suplemen yang ku konsumsi
2. Aku tidak punya alergi terhadap makanan
3. Scan Buku pemeriksaan kehamilan ( memastikan aku sehat selama masa kehamilan )
4. Apabila ada pemeriksaan kesehatan lainnya, aku minta pihak Ibu Penerima ASIP yang membiayai
5. Aku enggak meminta sejumlah uang atau apapun atas ASIP yang kuberikan
6. Agar selalu menjaga komunikasi masing-masing agar tidak hilang kontak
7. Aku tidak merokok dan tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dilarang ibu hamil dan menyusui.
8. Kenapa butuh ASIPku 
9. Bahwa jangan menjadikanku ibu ASIP utama, aku hanya akan memberikan ASIP sesuai persediaan yang ada dan akan tetap mengutamakan anakku. Artinya bisa jadi aku akan memberikan ASIP dari persediaan bulan berikutnya karena aku mengutamakan memberikan ASIP fresh untuk anakku. 
10. Bertukar akun media sosial dan menjaga komunikasi agar selalu terjalin

Misalkan kalian di pihak yang menerima ASIP, hal-hal tersebut bisa kalian gunakan sebagai pertimbangan juga. Namun apabila ada dana lebih, ada baiknya kalau kalian melakukan screening kesehatan terhadap Ibu Pendonor ASIP. 

Anak ASIP pertamaku adalah seorang anak yang usianya seumuran dengan anakku waktu itu. Alasannya butuh ASIPku waktu itu, ASI ibunya sudah tidak keluar dan anaknya tidak bisa minum susu formula merek apapun. Alasan ini sama dengan anak ASIP kedua dan ketigaku. 

Alhamdulillah, selama aku mengASIhi keempat anak tersebut, Allah mencukupkan ASIP dan ASIku. Merekalah juga yang menjadi penyemangatku saat aku kecapekan pumping. Wajah mereka berempat ( anakku dan tiga anak ASIPku ) sering kuperhatikan saat aku pumping. 

Aku mensuplai ASIP untuk Anak ASIP pertamaku hanya sekitar 2 kantong kresek dengan isi sekitar 20 kantong ASIP. Anak kedua 1 kantong kresek isi sekitar 20 kantong ASIP. Yang paling lama, anak ketiga ASIPku, sekitar beberapa bulan. 

Aku berharap, dengan menulis ini, para Ibu Ibu di luar sana terdorong untuk menjadi Ibu Pendonor ASIP karena sebenarnya di luar sana masih buanyaaaaaaaakkkk bayi-bayi membutuhkan ASIP. Aku sempat menolak beberapa permintaan ASIP karena keterbatasanku waktu itu.

Semoga kisahku bermanfaat ya gengsss.